Sunday 6 July 2014

Air Terjun Maria Rotu: Surga tersembunyi!



Life goes on
It gets so heavy
The wheel breaks the butterfly
Every tear, a waterfall
In the night, the stormy night
She closed her eyes
In the night, the stormy night
Away she'd fly.

And dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh
She dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh.

La la la La
La la la
(Paradise- Cold Play)

Air terjun di kampung Maria Rotu, Yapen, Papua, it’s a true paradise.  Air terjun ini berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dengan mobil dari kota Serui.   Tidak sulit menemukannya, karena terletak hanya beberapa menit berjalan  kaki dari jalan raya.

Saya mengunjungi air terjun ini pada bulan Mei 2013, kemudian kembali berkunjung di bulan Maret 2014.  Pada kunjungan pertama, air terjun dan air sungai terlihat lebih besar, karena masih musim hujan.  Sedangkan ketika kunjungan kedua, debit air turun dikarenakan musim panas, sehingga air sungai dan air terjun tidak terlihat sebesar kunjungan pertama, meskipun demikian keindahannya tidak berkurang. 

Di Kunjungan kedua, saya ditemani oleh dua orang kawan.  Secara patungan kami menyewa mobil.   Setiba di kampung Maria Rotu, kami melaporkan diri sekaligus mencari warga kampung yang bisa menjadi guide.  Memiliki guide adalah penting, bagaimanapun hutannya masih lebat, sehingga bagi yang belum terbiasa, bisa tersesat. 

Air terjun di kampung ini ada dua, air terjun laki-laki dan perempuan.  Rute trekking menuju air terjun ini berbeda.  Air terjun pertama, air terjun laki-laki, lebih mudah dicapai, tetapi untuk menuju air terjun perempuan membutuhkan stamina prima, membuat nafas ngos-ngosan karena jalur pendakian yang meski singkat tetapi cukup terjal.   

Setiba di air terjun, kami bertiga langsung tiduran di batu kehabisan tenaga.  Kebetulan kami hanya membawa satu botol air aqua yang diminum bertiga. Air yang habis kami refill dengan air terjun yang jernih dan segar yang berasal dari mata air alami dari dalam hutan.  Tidak puas hanya meneguk kesegaran airnya, sayapun mandi menikmati kesegaran airnya.  Semua rasa letih, penat, semuanya hilang menguap, digantikan oleh rasa segar, tenang, sejuk dan damai.    Dua kawan mengikuti, membasuh tubuh, menikmati kesejukan air jernih Maria Rotu.  Menikmati kicauan burung, menikmati udara segar, menikmati keindahan ciptaan tuhan.  Kami melupakan beban kerja.  Kami terbuai oleh keindahan alam Papua.   Keindahan yang sederhana, tetapi, keindahan yang sudah menjadi mahal, dan tidak lagi bisa dinikmati oleh banyak manusia kota yang memiliki waktu terbatas dan terbuai oleh modernitas.  

Saya menyukai tempat ini, dan berharap suatu saat bisa kembali datang berkunjung.  Tempat ini belum banyak didatangi oleh orang.  Menurut guide yang menemani kami, mereka hanya pernah menerima beberapa kali kunjungan, dan umumnya adalah turis backpack asing.   Air terjun Maria Rotu, hanya satu contoh dari banyak potensi alam dan wisata Papua yang masih belum di dikenal, pastinya, masih banyak surga tersembunyi lainnya di Papua yang masih belum di explore.  






No comments:

Post a Comment