Life
goes on
It gets so heavy
The wheel breaks the butterfly
Every tear, a waterfall
In the night, the stormy night
She closed her eyes
In the night, the stormy night
Away she'd fly.
And dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh
It gets so heavy
The wheel breaks the butterfly
Every tear, a waterfall
In the night, the stormy night
She closed her eyes
In the night, the stormy night
Away she'd fly.
And dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh
She
dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh.
La la la La
La la la
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh.
La la la La
La la la
(Paradise- Cold Play)
Air terjun di kampung Maria
Rotu, Yapen, Papua, it’s a true paradise.
Air terjun ini berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dengan mobil dari
kota Serui. Tidak sulit menemukannya, karena
terletak hanya beberapa menit berjalan
kaki dari jalan raya.
Saya mengunjungi air terjun ini
pada bulan Mei 2013, kemudian kembali berkunjung di bulan Maret 2014. Pada kunjungan pertama, air terjun dan air
sungai terlihat lebih besar, karena masih musim hujan. Sedangkan ketika kunjungan kedua, debit air
turun dikarenakan musim panas, sehingga air sungai dan air terjun tidak
terlihat sebesar kunjungan pertama, meskipun demikian keindahannya tidak
berkurang.
Di Kunjungan kedua, saya
ditemani oleh dua orang kawan. Secara
patungan kami menyewa mobil. Setiba di
kampung Maria Rotu, kami melaporkan diri sekaligus mencari warga kampung yang
bisa menjadi guide. Memiliki guide
adalah penting, bagaimanapun hutannya masih lebat, sehingga bagi yang belum
terbiasa, bisa tersesat.
Air terjun di kampung ini ada
dua, air terjun laki-laki dan perempuan.
Rute trekking menuju air terjun ini berbeda. Air terjun pertama, air terjun laki-laki,
lebih mudah dicapai, tetapi untuk menuju air terjun perempuan membutuhkan stamina
prima, membuat nafas ngos-ngosan karena jalur pendakian yang meski singkat
tetapi cukup terjal.
Setiba di air terjun, kami
bertiga langsung tiduran di batu kehabisan tenaga. Kebetulan kami hanya membawa satu botol air
aqua yang diminum bertiga. Air yang habis kami refill dengan air terjun yang jernih dan segar yang berasal dari
mata air alami dari dalam hutan. Tidak
puas hanya meneguk kesegaran airnya, sayapun mandi menikmati kesegaran
airnya. Semua rasa letih, penat, semuanya
hilang menguap, digantikan oleh rasa segar, tenang, sejuk dan damai. Dua
kawan mengikuti, membasuh tubuh, menikmati kesejukan air jernih Maria Rotu. Menikmati kicauan burung, menikmati udara
segar, menikmati keindahan ciptaan tuhan.
Kami melupakan beban kerja. Kami terbuai
oleh keindahan alam Papua. Keindahan
yang sederhana, tetapi, keindahan yang sudah menjadi mahal, dan tidak lagi bisa
dinikmati oleh banyak manusia kota yang memiliki waktu terbatas dan terbuai
oleh modernitas.
Saya menyukai tempat ini, dan berharap suatu saat bisa kembali datang berkunjung. Tempat ini belum banyak didatangi oleh orang. Menurut guide yang menemani kami, mereka hanya pernah menerima beberapa kali kunjungan, dan umumnya adalah turis backpack asing. Air terjun Maria Rotu, hanya satu contoh dari banyak potensi alam dan wisata Papua yang masih belum di dikenal, pastinya, masih banyak surga tersembunyi lainnya di Papua yang masih belum di explore.
No comments:
Post a Comment