Monday, 7 July 2014

Kuliner Papua Pantai



Sering saya ditanya, seperti apa makanan Papua?  Hmm... Papua itu luas, tetapi secara umum, bisa disederhanakan dengan mengklasifikasikannya menjadi dua: yaitu Papua pantai dan Papua gunung.   Meskipun demikian, masyarakat Papua pantai juga memiliki masakan khas berbeda antara satu suku dengan suku lainnya.  Pengalaman saya lebih banyak di daerah pantai, sehingga saya hanya bisa bercerita sedikit mengenai kuliner masyarakat Papua pantai, khususnya Yapen.  

Ikan dan menu laut lainnya
Ketika berbicara pantai, tentunya makanannya tidak jauh dari ikan.  Untuk daerah Yapen dan Biak, karena memiliki banyak pantai karang, maka di daerah ini banyak ditemukan ikan karang.   Ikan favorit saya adalah ikan kerapu dan ikan merah.  Sementara beberapa teman Papua saya lebih menyukai ikan Samandar (Baronang). Selain itu, saya juga menyukai cumi-cumi, baik dibakar atau di goreng tepung.  Menu laut yang khas Yapen dan Biak adalah Gurita, khususnya Gurita asap.   Hampir semua teman papua saya menyukai Gurita.  Menurut mereka daging gurita lebih enak dari pada daging cumi.  Gurita segar biasanya di rebus terlebih dahulu kemudian di potong kecil-kecil dan ditumis dengan bawang putih, bawang merah dan irisan cabe.   Selain itu, Bia atau kerang juga banyak dijumpai di pasar. Kerang biasanya di rebus dahulu kemudian bisa digoreng atau ditumis.   Untuk ikan, selain dibakar atau digoreng bisa juga disajikan dalam bentuk masakan berkuah, yang disebut ikan kuah kuning.  Bahkan di kampung-kampung di pinggir pantai atau di daerah pulau, tak jarang ikan yang baru ditangkap hanya dimasak dengan cara direbus dengan bumbu berupa garam, bawang putih, bawang merah dan cabe rawit.  Tak jarang, ketika bawang tidak tersedia, ikan hanya direbus dengan garam. 

Umbi-umbian dan sumber karbohidrat lainnya
Orang Indonesia barat pada umumnya bilang belum makan kalau belum makan nasi.  Tetapi hal ini tidak berlaku di Papua.  Meski banyak juga yang mengkonsumsi nasi, tetapi nasi bukan sumber karbohidrat satu-satunya.  Bahkan, untuk Papua yang setengah baya dan lanjut usia mereka malah lebih menyukai umbi-umbian seperti keladi atau singkong yang disebut juga kasbi.  Bete, sejenis umbi-umbian yang rasanya mirip dengan keladi tetapi berbeda, juga banyak disukai.  Selain itu juga ada jenis pisang yang banyak pati, yang juga menjadi pengganti nasi.  Pisang tersebut biasanya dibakar atau direbus.  Selain pisang juga ada sukun, biasanya sukun dimasak dengan cara dibakar.  Ubi jalar, atau betatas, juga merupakan jenis makanan lain pengganti nasi. Dan tentu saja, tidak lupa, dan bahkan menjadi makanan pokok masyarakat Papua pantai pada umumnya adalah Sagu, yang ketika dimasak berubah nama menjadi Papeda. 

Makanan tak biasa
Ular, kuskus, berbagai jenis burung, kangguru, tikus, babi, dan beberapa jenis hewan buruan lainnya juga menjadi santapan lezat masyarakat Papua khususnya yang tinggal di perkampungan di dekat hutan.  Cara memasak dan bumbunya sangat sederhana, misalkan cara memasak daging kuskus.  Daging kuskus memiliki bulu tebal seperti kucing anggora.   
Biasanya, kuskus akan dibakar diatas api hingga bulunya habis terbakar, dicabut dan dibersihkan. Kemudian daging kuskus dipotong kecil-kecil.   Cabe rawai, bawang merah, bawang putih ditumis dengan sedikit minyak goreng, kemudian daging kuskus dimasukan, ditambah garam, ditambah air, diaduk, dan ditunggu hingga daging matang.  Daging kuskus itu biasanya dimakan dengan keladi, kasbi, atau nasi.  Memasak daging ular dan burung, juga tidak jauh berbeda, hampir sama.  Di daerah dataran rendah lain di Papua, daerah rawa, mereka juga mengkonsumsi daging buaya. Tetapi di Yapen, hampir tidak ada buaya, paling yang ada hanya soa-soa, sejenis biawak pohon, soa-soa ini juga dimakan. 

Dulu, ketika populasi orang masih sedikit dan hasil hutan masih banyak, orang Papua juga mengkonsumsi telur burung Mambruk dan Burung Maleo.  Telur burung ini memiliki ukuran lebih besar dari telur ayam.  Biasanya jika musim bertelur, mereka bisa membawa satu noken penuh pulang ke rumah, sekarang telur di hutan masih ada, hanya saja lebih sulit didapatkan dan jumlahnya sudah banyak berkurang.   Ulat sagu, juga adalah makanan yang enak dan digemari.  Namun konsumsi ulat sagu juga sudah mulai jarang.  

Foto makanan Papua dibawah adalah beberapa makanan khas Papua yang pernah saya santap, namun telah disajikan dalam bentuk hidangan hotel berbintang.  Keladi dan kasbi ditumbuk kemudian dicetak.  Ada juga pisang rebus seukuran ibu jari yang biasanya dimakan dengan ikan goreng dan sambal.  Ada sayur gedi gulung, sayur kangkung bunga pepaya, ikan kuah kuning, papeda, bia, dan sambal buah merah.





1 comment: