Sering saya ditanya, seperti apa
makanan Papua? Hmm... Papua itu luas, tetapi secara umum, bisa disederhanakan dengan
mengklasifikasikannya menjadi dua: yaitu Papua pantai dan Papua gunung. Meskipun demikian, masyarakat Papua pantai
juga memiliki masakan khas berbeda antara satu suku dengan suku lainnya. Pengalaman saya lebih banyak di
daerah pantai, sehingga saya hanya bisa bercerita sedikit mengenai kuliner
masyarakat Papua pantai, khususnya Yapen.
Ikan
dan menu laut lainnya
Ketika berbicara pantai,
tentunya makanannya tidak jauh dari ikan.
Untuk daerah Yapen dan Biak, karena memiliki banyak pantai karang, maka
di daerah ini banyak ditemukan ikan karang.
Ikan favorit saya adalah ikan kerapu dan ikan merah. Sementara beberapa teman Papua saya lebih menyukai
ikan Samandar (Baronang). Selain itu, saya juga menyukai cumi-cumi, baik
dibakar atau di goreng tepung. Menu laut
yang khas Yapen dan Biak adalah Gurita, khususnya Gurita asap. Hampir
semua teman papua saya menyukai Gurita.
Menurut mereka daging gurita lebih enak dari pada daging cumi. Gurita segar biasanya di rebus terlebih
dahulu kemudian di potong kecil-kecil dan ditumis dengan bawang putih, bawang
merah dan irisan cabe. Selain itu, Bia atau
kerang juga banyak dijumpai di pasar. Kerang biasanya di rebus dahulu kemudian
bisa digoreng atau ditumis. Untuk ikan,
selain dibakar atau digoreng bisa juga disajikan dalam bentuk masakan berkuah,
yang disebut ikan kuah kuning. Bahkan di
kampung-kampung di pinggir pantai atau di daerah pulau, tak jarang ikan yang
baru ditangkap hanya dimasak dengan cara direbus dengan bumbu berupa garam,
bawang putih, bawang merah dan cabe rawit. Tak jarang, ketika bawang tidak tersedia, ikan
hanya direbus dengan garam.
Umbi-umbian
dan sumber karbohidrat lainnya
Orang Indonesia barat pada
umumnya bilang belum makan kalau belum makan nasi. Tetapi hal ini tidak berlaku di Papua. Meski banyak juga yang mengkonsumsi nasi,
tetapi nasi bukan sumber karbohidrat satu-satunya. Bahkan, untuk Papua yang setengah baya dan
lanjut usia mereka malah lebih menyukai umbi-umbian seperti keladi atau singkong
yang disebut juga kasbi. Bete, sejenis
umbi-umbian yang rasanya mirip dengan keladi tetapi berbeda, juga banyak
disukai. Selain itu juga ada jenis
pisang yang banyak pati, yang juga menjadi pengganti nasi. Pisang tersebut biasanya dibakar atau
direbus. Selain pisang juga ada sukun,
biasanya sukun dimasak dengan cara dibakar.
Ubi jalar, atau betatas, juga merupakan jenis makanan lain pengganti
nasi. Dan tentu saja, tidak lupa, dan
bahkan menjadi makanan pokok masyarakat Papua pantai pada umumnya adalah Sagu,
yang ketika dimasak berubah nama menjadi Papeda.
Makanan
tak biasa
Ular, kuskus, berbagai jenis
burung, kangguru, tikus, babi, dan beberapa jenis hewan buruan lainnya juga
menjadi santapan lezat masyarakat Papua khususnya yang tinggal di perkampungan
di dekat hutan. Cara memasak dan
bumbunya sangat sederhana, misalkan cara memasak daging kuskus. Daging kuskus memiliki bulu tebal seperti
kucing anggora.
Biasanya, kuskus akan
dibakar diatas api hingga bulunya habis terbakar, dicabut dan dibersihkan.
Kemudian daging kuskus dipotong kecil-kecil.
Cabe rawai, bawang merah, bawang putih ditumis dengan sedikit minyak
goreng, kemudian daging kuskus dimasukan, ditambah garam, ditambah air, diaduk,
dan ditunggu hingga daging matang. Daging
kuskus itu biasanya dimakan dengan keladi, kasbi, atau nasi. Memasak daging ular dan burung, juga tidak
jauh berbeda, hampir sama. Di daerah dataran
rendah lain di Papua, daerah rawa, mereka juga mengkonsumsi daging buaya.
Tetapi di Yapen, hampir tidak ada buaya, paling yang ada hanya soa-soa, sejenis
biawak pohon, soa-soa ini juga dimakan.
Dulu, ketika populasi orang masih
sedikit dan hasil hutan masih banyak, orang Papua juga mengkonsumsi telur
burung Mambruk dan Burung Maleo. Telur
burung ini memiliki ukuran lebih besar dari telur ayam. Biasanya jika musim bertelur, mereka bisa
membawa satu noken penuh pulang ke rumah, sekarang telur di hutan masih ada,
hanya saja lebih sulit didapatkan dan jumlahnya sudah banyak berkurang. Ulat
sagu, juga adalah makanan yang enak dan digemari. Namun konsumsi ulat sagu juga sudah mulai
jarang.
Foto makanan Papua dibawah
adalah beberapa makanan khas Papua yang pernah saya santap, namun telah disajikan
dalam bentuk hidangan hotel berbintang. Keladi
dan kasbi ditumbuk kemudian dicetak. Ada
juga pisang rebus seukuran ibu jari yang biasanya dimakan dengan ikan goreng
dan sambal. Ada sayur gedi gulung, sayur
kangkung bunga pepaya, ikan kuah kuning, papeda, bia, dan sambal buah merah.
SEVILLA, TIM YANG PALING BANYAK DIBOBOL RONALDO
ReplyDelete