Sunday 29 June 2014

"Molo" dan Snorkling, Biak, Papua


Mama saya mempercayai kalau laut itu ada hantunya. Dan  kawan dan kenalan asli Papua juga memperingatkan agar saya berhati-hati dengan laut, terutama dengan laut yang belum pernah saya datangi.  Mereka percaya dengan adanya penunggu dan suanggi dan bisa saja saya akan menjadi mereka selanjutnya.

Tetapi saya juga tahu kalau dibawah laut terdapat alam yang indah, alam dimana terumbu karang dan beragam ikan warna warni hidup di dalamnya.  Laut bukanlah rumah hantu dengan nuansa buram dan segudang cerita mengerikan yang selalu dilekatkan padanya.  Pastinya kita akrab dengan berita di koran biasanya di hari libur sekolah atau keagaaman dimana ada korban yang meninggal digulung oleh ombak.  Hantu laut mencari korban.
Meski banyak cerita negatif mengenai laut yang sering saya dengar, saya memilih untuk tidak percaya, terutama ketika yang dibicarakan adalah laut Papua.  Laut dengan terumbu karang, air sejernih kristal, dan biota laut indah yang terkandung di dalamnya. Saya tidak takut dengan hantu laut, saya tidak takut dengan suanggi.

Di Bulan Oktober 2013, saya dan seorang kawan, Ahn, memantapkan hati untuk mencoba snorkeling di pulau Wundi di Biak.  Dengan menyewa sepeda motor, kami berangkat ke Pasar Bosnik.  Hari itu pasar Bosnik ramai oleh para penjual yang umumnya nelayan yang berasal dari pulau-pulau di sekitar Bosnik termasuk kepulauan Padaido Bawah dan Atas.
Kami menunggu perahu warga dari Wundi.  Ternyata lagi musim angin.  Laut bergelombang.  Dan perahu dari pulau Wundi yang ditunggu tak kunjung datang. Ahn kehilangan nyali, apalagi setelah mengobrol dengan beberapa warga yang baru datang dengan perahu mereka.  Angin kencang dan gelombang telah menyiutkan nyali kawan saya.
Setelah berembuk, kami sepakat membatalkan rencana ke Pulau Wundi.  Kami menggantinya dengan pulau Owi.  Perjalanan ke Owi, meski sangat dekat dari pasar Bosnik kami lewati dengan jantung dag-dig dug.  Saya yang awalnya memiliki nyali yang lebih besar dari Ahn, mendadak menjadi menciut, saya gamang. 

Setiba di pulau Owi, justru Ahn kembali bersemangat.  Melihat arus dan ombak, saya menjadi semakin tidak percaya diri.   Meski bukan cuaca yang baik, tetapi kami akhirnya menyempatkan Snorkeling, dan pemandangan di bawah laut berhasil menghipnotis saya.    Menatap ke bawah laut seakan terbawa ke alam lain.  Alam dimana hanya ada kita dan keindahan.  Pemandangan bawah laut membuat saya sadar betapa indahnya kehidupan di bumi ini.   Hantu laut tentunya  beruntung bisa hidup di dalam surga kecil ini. 

Ahn yang hobi ‘molo’ atau menyelam atau free dive menjadi percaya diri dikarenakan ada motorist yang mengajarkan dan memperhatikan.  Disaat Ahn sibuk dengan molonya, saya justru terlena dengan gugusan karang sebesar meja yang terhampar di bawah.   Pengalaman yang sungguh indah.  Kami pulang dengan hati riang.  Sebelum kembali ke hotel, kami menyempatkan membeli makanan di pasar Bosnik.  Saya membeli gurita asap, kerang asap, dicampur dengan kasbi rebus dan sambal.  Ahn membeli kerang asap, keladi rebus, dimakan dengan keladi dan sambal. 











No comments:

Post a Comment