Mama saya mempercayai kalau laut itu ada hantunya. Dan kawan dan kenalan asli Papua juga memperingatkan agar saya berhati-hati dengan laut, terutama dengan laut yang belum pernah saya datangi. Mereka percaya dengan adanya penunggu dan suanggi dan bisa saja saya akan menjadi mereka selanjutnya.
Tetapi saya juga tahu kalau
dibawah laut terdapat alam yang indah, alam dimana terumbu karang dan beragam
ikan warna warni hidup di dalamnya. Laut
bukanlah rumah hantu dengan nuansa buram dan segudang cerita mengerikan yang
selalu dilekatkan padanya. Pastinya kita
akrab dengan berita di koran biasanya di hari libur sekolah atau keagaaman
dimana ada korban yang meninggal digulung oleh ombak. Hantu laut mencari korban.
Meski banyak cerita negatif
mengenai laut yang sering saya dengar, saya memilih untuk tidak percaya,
terutama ketika yang dibicarakan adalah laut Papua. Laut dengan terumbu karang, air sejernih
kristal, dan biota laut indah yang terkandung di dalamnya. Saya tidak takut
dengan hantu laut, saya tidak takut dengan suanggi.
Di Bulan Oktober 2013, saya dan
seorang kawan, Ahn, memantapkan hati untuk mencoba snorkeling di pulau Wundi di
Biak. Dengan menyewa sepeda motor, kami
berangkat ke Pasar Bosnik. Hari itu
pasar Bosnik ramai oleh para penjual yang umumnya nelayan yang berasal dari
pulau-pulau di sekitar Bosnik termasuk kepulauan Padaido Bawah dan Atas.
Kami menunggu perahu warga dari
Wundi. Ternyata lagi musim angin. Laut bergelombang. Dan perahu dari pulau Wundi yang ditunggu tak
kunjung datang. Ahn kehilangan nyali,
apalagi setelah mengobrol dengan beberapa warga yang baru datang dengan perahu
mereka. Angin kencang dan gelombang
telah menyiutkan nyali kawan saya.
Setelah berembuk, kami sepakat
membatalkan rencana ke Pulau Wundi. Kami
menggantinya dengan pulau Owi.
Perjalanan ke Owi, meski sangat dekat dari pasar Bosnik kami lewati
dengan jantung dag-dig dug. Saya yang
awalnya memiliki nyali yang lebih besar dari Ahn, mendadak menjadi menciut,
saya gamang.
Setiba di pulau Owi, justru Ahn
kembali bersemangat. Melihat arus dan
ombak, saya menjadi semakin tidak percaya diri. Meski bukan cuaca yang baik, tetapi kami
akhirnya menyempatkan Snorkeling, dan pemandangan di bawah laut berhasil
menghipnotis saya. Menatap ke bawah
laut seakan terbawa ke alam lain. Alam
dimana hanya ada kita dan keindahan.
Pemandangan bawah laut membuat saya sadar betapa indahnya kehidupan di
bumi ini. Hantu laut tentunya beruntung bisa hidup di dalam surga kecil
ini.
Ahn yang hobi ‘molo’ atau
menyelam atau free dive menjadi
percaya diri dikarenakan ada motorist yang mengajarkan dan memperhatikan. Disaat Ahn sibuk dengan molonya, saya justru
terlena dengan gugusan karang sebesar meja yang terhampar di bawah. Pengalaman yang sungguh indah. Kami pulang dengan hati riang. Sebelum kembali ke hotel, kami menyempatkan
membeli makanan di pasar Bosnik. Saya
membeli gurita asap, kerang asap, dicampur dengan kasbi rebus dan sambal. Ahn
membeli kerang asap, keladi rebus, dimakan dengan keladi dan sambal.
No comments:
Post a Comment