Saturday, 7 June 2014

Suatu senja di Menawi


Don't fill your time with worry - fix what you can and let the rest take care of itself.

Di Sekitar pertengahan bulan Maret 2014, bersama dengan seorang kenalan dari Jogjakarta, di suatu sore yang cerah kami pergi ke pelabuhan Menawi yang baru selesai di bangun.  Pemandangan disana, seperti pada umumnya banyak pemandangan di Papua, membuat kami terpukau.
Kami pergi kesana dengan mengendarai sepeda motor yang berjarak sekitar 20 menit dari kota.  Pelabuhan tersebut berada di dekat perumahan penduduk dan sebuah pasar yang menjual banyak ikan segar.   
Kami datang dengan membawa bekal berupa biskuit, aqua, dan minuman kaleng.    Setiba disana, kami memilih duduk diam menikmati keindahan alam ciptaan tuhan yang terbentang indah di depan mata.   Tak lama kemudian teman saya mulai terlihat sibuk dengan kameranya- mengabadikan keindahan alam kampung kecil ini.  Terlihat beberapa kali perahu dari kampung kecil di kepulauan Ambai datang merapat.  Sebagian datang untuk menjual sagu dan ikan, atau hanya sekedar membeli minyak goreng, bensin, dan kebutuhan lainnya.
Saya juga ikut mengeluarkan kamera.  Sebuah gereja kecil berbentuk kapal berwarna putih di tengah laut menarik perhatian saya.   Cahaya matahari sore yang jatuh menyinari rumah penduduk terbuat dari kayu dan atap rumbia menghasilkan warna kilau keemasan.

Saya merasa beruntung.  Pemandangan indah seperti ini, hanya menjadi impian bagi banyak orang.   Saya merasakan ketenangan dan kedamaian, dimana banyak orang sekarang tidak lagi bisa menikmatinya.








No comments:

Post a Comment