Don't fill your time with worry - fix what you can and let the rest take care of itself.
Di Sekitar pertengahan bulan Maret 2014, bersama
dengan seorang kenalan dari Jogjakarta, di suatu sore yang cerah kami pergi ke
pelabuhan Menawi yang baru selesai di bangun.
Pemandangan disana, seperti pada umumnya banyak pemandangan di Papua,
membuat kami terpukau.
Kami pergi kesana dengan mengendarai sepeda motor
yang berjarak sekitar 20 menit dari kota.
Pelabuhan tersebut berada di dekat perumahan penduduk dan sebuah pasar
yang menjual banyak ikan segar.
Kami datang dengan membawa bekal berupa biskuit,
aqua, dan minuman kaleng. Setiba
disana, kami memilih duduk diam menikmati keindahan alam ciptaan tuhan yang
terbentang indah di depan mata. Tak
lama kemudian teman saya mulai terlihat sibuk dengan kameranya- mengabadikan
keindahan alam kampung kecil ini.
Terlihat beberapa kali perahu dari kampung kecil di kepulauan Ambai
datang merapat. Sebagian datang untuk
menjual sagu dan ikan, atau hanya sekedar membeli minyak goreng, bensin, dan
kebutuhan lainnya.
Saya juga ikut mengeluarkan kamera. Sebuah gereja kecil berbentuk kapal berwarna
putih di tengah laut menarik perhatian saya. Cahaya matahari sore yang jatuh menyinari
rumah penduduk terbuat dari kayu dan atap rumbia menghasilkan warna kilau
keemasan.
Saya merasa beruntung. Pemandangan indah seperti ini, hanya menjadi
impian bagi banyak orang. Saya merasakan ketenangan dan kedamaian,
dimana banyak orang sekarang tidak lagi bisa menikmatinya.
No comments:
Post a Comment