Monday, 2 June 2014

Menunggu Pasang Naik



Perjalanan ini saya lakukan di bulan April 2014.  Saya hendak berkunjung ke kampung Papuma di Yapen Barat, Papua.  Cuaca cerah dan langit  berwarna biru.  Cahaya matahari sangat panas tetapi hal itu tidak menghalangi saya untuk duduk diatas atap perahu motor. 

Setelah menghabiskan dua setengah jam diatas perahu, motorist datang mendekat dan menjelaskan kalau saat ini sedang pasang surut sehingga puluhan meter disekitar kampung yang akan saya tuju itu kering, perahu tidak bisa lewat.  Dia menyarankan kalau kami beristirahat dulu disebuah pulau kecil, disitu ia memiliki kerabat, dan jikalau saya ingin membeli kelapa muda juga ada.  Tentu saja usulan tersebut saya iyakan.  Siapa juga akan menolak mengunjungi pulau kecil yang nyaris tidak berpenghuni.  Apalagi  dari motoris kapal saya mendengar kalau disekitar pantai tersebut dikelilingi oleh pasir putih.  

Di Papua, meskipun pulau tersebut sangat kecil dan kemungkinan tidak bisa dilihat dari peta, tetap ada nama dan ada pemiliknya.  Motorist menjelaskan nama-nama pulau kecil yang kami lewati, termasuk pulau tempat kami transit.  Hanya saja, saya menuliskan nama tersebut dalam secarik kertas kecil yang saya simpan disaku, dan ketika saya menceburkan diri ke air laut untuk snorkeling, catatan tersebut basah dan informasi yang sudah saya catat hilang tercuci air.  Mungkin itu sudah kehendak penunggu pulau sehingga pulau tersebut tetap menjadi rahasia dan tidak banyak didatangi oleh orang :-)


Kami hanya berhenti sekitar 1 jam, ternyata air laut sudah mulai naik.  Air laut yang baru naik sangat jernih.  Saya menyempatkan snorkeling sebentar.  Meski saya sempat kaget, ketika karang didekat pasir putih yang dangkal setinggi dada tiba-tiba berubah menjadi air biru yang dalam.  Ketika saya menoleh kebelakang terlihat tebing laut yang menjadi penanda laut dangkal dan dalam.  Karena saya tidak memiliki keberanian berenang dilaut dalam, segera saya memutar arah dan kembali ke laut dangkal.  Meski hanya sebentar dan meski karang dan ikan yang saya lihat tidak terlalu banyak, tetapi saya senang.   Jernihnya air laut yang disinari oleh cahaya matahari terlihat sangat indah dari dasar laut dangkal.  

Malam hari saya duduk di depan rumah warga tempat saya menginap, dan lagi-lagi saya beruntung ketika bulan purnama menyembul dari balik bukit. 





Kawan Papua sedang snorkeling






No comments:

Post a Comment