Perjalanan ini saya lakukan di
bulan April 2014. Saya hendak berkunjung
ke kampung Papuma di Yapen Barat, Papua.
Cuaca cerah dan langit berwarna
biru. Cahaya matahari sangat panas
tetapi hal itu tidak menghalangi saya untuk duduk diatas atap perahu motor.
Setelah menghabiskan dua
setengah jam diatas perahu, motorist
datang mendekat dan menjelaskan kalau saat ini sedang pasang surut sehingga puluhan
meter disekitar kampung yang akan saya tuju itu kering, perahu tidak bisa
lewat. Dia menyarankan kalau kami
beristirahat dulu disebuah pulau kecil, disitu ia memiliki kerabat, dan jikalau
saya ingin membeli kelapa muda juga ada.
Tentu saja usulan tersebut saya iyakan.
Siapa juga akan menolak mengunjungi pulau kecil yang nyaris tidak
berpenghuni. Apalagi dari motoris kapal saya mendengar kalau
disekitar pantai tersebut dikelilingi oleh pasir putih.
Di Papua, meskipun pulau
tersebut sangat kecil dan kemungkinan tidak bisa dilihat dari peta, tetap ada
nama dan ada pemiliknya. Motorist
menjelaskan nama-nama pulau kecil yang kami lewati, termasuk pulau tempat kami
transit. Hanya saja, saya menuliskan
nama tersebut dalam secarik kertas kecil yang saya simpan disaku, dan ketika
saya menceburkan diri ke air laut untuk snorkeling,
catatan tersebut basah dan informasi yang sudah saya catat hilang tercuci air. Mungkin itu sudah kehendak penunggu pulau
sehingga pulau tersebut tetap menjadi rahasia dan tidak banyak didatangi oleh
orang :-)
Kami hanya berhenti sekitar 1
jam, ternyata air laut sudah mulai naik.
Air laut yang baru naik sangat jernih.
Saya menyempatkan snorkeling
sebentar. Meski saya sempat kaget,
ketika karang didekat pasir putih yang dangkal setinggi dada tiba-tiba berubah
menjadi air biru yang dalam. Ketika saya
menoleh kebelakang terlihat tebing laut yang menjadi penanda laut dangkal dan
dalam. Karena saya tidak memiliki
keberanian berenang dilaut dalam, segera saya memutar arah dan kembali ke laut
dangkal. Meski hanya sebentar dan meski
karang dan ikan yang saya lihat tidak terlalu banyak, tetapi saya senang. Jernihnya air laut yang disinari oleh cahaya
matahari terlihat sangat indah dari dasar laut dangkal.
Malam
hari saya duduk di depan rumah warga tempat saya menginap, dan
lagi-lagi saya beruntung ketika bulan purnama menyembul dari balik
bukit.
No comments:
Post a Comment